Memprediksi Kapan Saatnya Bintang Mati

Pengamatan selama tiga tahun terhadap sebuah galaksi bernama Whirlpool berujung pada penemuan mengejutkan. Bahwa sebuah bintang bisa diprediksi kapan akan menemui 'ajalnya'.

Ditemukan 11 Sistem Tata Surya Baru

Teleskop pemburu planet milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Kepler, berhasil menemukan 11 sistem tata surya baru yang menjadi 'rumah' bagi 26 planet. Salah satu dari tata surya ini memiliki lima planet yang mengorbit sangat dekat dengan bintang induknya, lebih dekat dibanding jarak planet Merkurius dengan Matahari di tata surya kita.

Ahli Astrofisika Indonesia Temukan Planet Tertua

Bintang induknya bernama HIP 11952. Sistem HIP 11952 merupakan sistem tata surya yang diketahui oleh para astronom sebagai tata surya generasi pertama. HIP 11952 juga menyandang julukan "Sannatana", kata dalam bahasa Sanskerta yang berarti abadi atau purba.

Ada Miniatur Tata Surya

Pada 11 Januari 2012, para astronom mengumumkan temuan akan sebuah miniatur tata surya atau sistem planet yang terdiri atas tiga planet.

Molekul Kehidupan Bisa Terbentuk Sebelum Planet

Astronom berpandangan bahwa planet terbentuk ketika debu yang ada di piringan protoplanet (terdiri atas gas dan debu) membentuk bongkahan batu dan secara bertahap membangun bola lebih besar hingga menjadi planet.

Modul Pertama Stasiun Luar Angkasa China Segera Meluncur

0 comments

roket,stasiun luar angkasa,china
Persiapan modul luar angkasa pertama China telah memasuki tahap akhir. Wahana yang merupakan prototipe stasiun luar angkasa masa depan itu dijadwalkan untuk mengangkasa minggu ini.

Modul tanpa awak yang diberi nama Tiangong (Istana Surgawi) 1 tersebut semula dijadwalkan meluncur antara tanggal 27-30 September. Namun adanya prediksi cuaca dingin membuat jadwal peluncuran bergeser ke tanggal 29 atau 30 September.

Tiangong 1 akan diluncurkan dari Jiuquan Satellite Launch Center di barat laut China dengan menggunakan roket Chinese Long March 2F. Selain itu, Tiangong 1 dirancang untuk terkoneksi dengan tiga wahana angkasa lain yaitu Shenzhou8, Shenzhou 9, dan Shenzhou 10 yang akan diluncurkan kemudian. Apablia berhasil, manuver seluruh wahana angkasa tersebut akan menandai docking stasiun luar angkasa pertama China di orbit.

Para ahli berpendapat, upaya tersebut merupakan langkah maju yang signifikan bagi program luar angkasa China. Sekaligus menunjukkan kemajuan penting dari rencana pembangunan stasiun luar angkasa seberat 60 ton pada tahun 2020.

Tiangong 1 akan membawa perlengkapan medis maupun peralatan eksperimen pada penerbangannya. Seluruh teknisi sudah memastikan modul tersebut berada dalam kondisi terbaik dan siap diluncurkan. Mereka bahkan sudah melakukan simulasi peluncuran pada Minggu sore (25/9). "Tempat peluncuran sudah sangat siap mendukung misi Tiangong 1," kata Cui Jijun, Kepala Sistem Peluncuran dan Direktur Jiuquan Satellite Launch Center.

China merupakan negara ketiga, setelah Amerika Serikat dan Rusia, yang mengirimkan antariksawannya ke orbit secara mandiri. Misi berawak pertama China, Shenzhou 5, dimulai pada tahun 2003 yang kemudian diikuti misi berawak berikutnya pada 2005 dan 2008.

NASA Rilis Peta Topografi Digital

0 comments

http://topnews.in/usa/files/NASA_7.jpg
NASA merilis peta topografi digital bumi terbaik yang pernah ada, pada Senin (17/10). Peta yang disebut dengan global digital elevation model tersebut dibuat dengan citra yang diambil oleh Japanese Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer (ASTER), instrumen yang terdapat di satelit TERRA milik NASA.
Peta tersaji dalam bentuk 3D, dibuat dengan menggabungkan sepasang gambar 2D untuk menciptakan kedalaman. Versi pertama dari peta ini telah dirilis NASA dan Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang pada tahun 2009.
"ASTER global digital elevation model sudah menjadi peta topografi yang paling komplet dan konsisten di dunia. Dengan pengembangan ini, resolusi yang dimiliki dalam banyak aspek sebanding dengan data AS dari Shuttle Radar Topography Mission NASA dan mampu mencakup wilayah yang lebih luas," kata Woody Turner, ilmuwan yang terlibat program ASTER di kantor pusat NASA, Washington.
Data ASTER mencakup 99 persen wilayah dataran Bumi, yang membentang dari 83 derajat lintang utara hingga 83 derajat lintang selatan.
Versi peta yang telah dikembangkan berhasil menambah 260.000 pasangan gambar stereo untuk meningkatkan cakupan wilayah. Fiturnya mencakup resolusi spasial yang telah dikembangkan, peningkatan akurasi vertikal dan horizontal, cakupan yang lebih realistis di wilayah perairan, serta kemampuan mengidentifikasi danau yang diameternya hanya 1 km.
Peta ini tersedia dalam jaringan dan bisa diakses siapa pun tanpa biaya. "Data dari peta bisa diaplikasikan secara luas, dari perencanaan pembangunan jalan raya dan perlindungan tanah yang punya nilai lingkungan dan kultural, hingga mencari potensi alam tertentu," kata Mike Abrams, pemimpin tim ilmuwan ASTER di Jet Propulsion Laboratory di Pasadena.

Bangkai Satelit ROSAT Jatuh di Asia

0 comments

http://banganjas.files.wordpress.com/2011/02/satelit.jpg 
Satelit riset yang sudah tak terpakai milik Jerman, Roentgen Satellite (ROSAT) pada Minggu (23/10) lalu dipastikan jatuh di Teluk Bengali, tepatnya pukul 01.50 GMT. Agensi ruang angkasa Jerman (DLR) memastikan hal tersebut.

Sebelumnya, para pakar masih belum bisa memastikan lokasi jatuhnya ROSAT meski sudah bisa memperkirakan waktu jatuhnya. Konfirmasi dari DLR membawa kepastian bahwa bangkai satelit tersebut jatuh di lautan dan bukan di kawasan berpenghuni.

 
Satelit sebesar mobil minivan tersebut diperkirakan terbakar sebagian di angkasa saat menembus atmosfir pada kecepatan 450 km per jam. Akan tetapi masih ada sekitar 30 bagian satelit yang tidak hancur dan terjun bebas ke Bumi. 

Bagian satelit yang tidak hancur tersebut merupakan observatorium sinar-X, yang terdiri dari cermin tahan panas dan komponen lain yang berbahan keramik, dengan berat diperkirakan mencapai 1,6 ton.

Satelit ROSAT diluncurkan Juni 1990, merupakan misi gabungan antara Jerman, Amerika Serikat dan Inggris. Satelit observatorium seberat 2.426 Kg itu merupakan teleskop sinar-X yang mempelajari radiasi dari bintang-bintang, nebula, lubang hitam (black holes) dan supernova.

ROSAT telah membantu ilmuwan dalam menambah pemahaman mereka akan asal-muasal, struktur dan evolusi alam semesta. Satelit tersebut dirancang untuk misi 18 bulan, akan tetapi mampu beroperasi melebihi jangka waktu misinya.

Bulan lalu, bangkai satelit milik NASA, Upper Atmosphere Research Satellite (UARS), juga jatuh ke bumi dan menghantam Samudera Pasifik pada 24 September. UARS jauh lebih besar dari ROSAT dengan bobot seberat 6,5 ton, namun komponen yang kembali ke bumi diperkirakan berbobot total setengah ton.

Saat ini muncul pemikiran untuk memperketat kebijakan mengenai batasan jumlah puing satelit yang kembali ke Bumi setelah masa pakainya berakhir. Akan tetapi kebijakan tersebut tampaknya masih akan berlaku lama.

Stasiun-stasiun pengamatan ruang angkasa biasanya setiap hari melihat sedikitnya ada satu serpihan sampah angkasa yang jatuh secara tak terkendali.

Penglihatan Astronaut Terganggu Setelah Menjalankan Misi

0 comments

astronot,misi,penglihatan,saraf
Pengelihatan pada astronaut yang menjalani misi panjang di angkasa ternyata mengalami masalah. Penelitian terbaru mengatakan bahwa pengelihatan astronaut dapat menjadi kabur. Hal ini mengakibatkan masalah baru untuk misi ke luar angkasa berikutnya, seperti perjalanan ke asteroid dan Mars yang sudah direncanakan.
Peneliti mengambil tujuh orang astronaut yang berumur rata-rata 50 untuk dijadikan sampel. Ketujuh astronaut itu telah menjelajah angkasa untuk enam bulan atau lebih. Mereka mengeluhkan pengelihatan yang menjadi kabur saat bekerja dan tinggal di laboratorium. "Astronaut yang berumur lebih dari 40 tahun, lensa mata mereka akan kehilangan daya untuk merubah fokus," jelas ophthalmologist Thomas Mader.
Tim peneliti menemukan adanya keabnormalan pada pengelihatan astronaut, termasuk perubahan pada lapisan, cairan, dan syaraf bola mata. Peneliti berprediksi bahwa ini bisa terjadi karena adanya tekanan di dalam kepala para astronaut yang biasa disebut dengan tekanan intrakranial. "Tapi astronaut tidak pernah mengeluhkan adanya tanda-tanda tekanan intrakranial dalam diri mereka," bantah tim peneliti.
Thomas berpendapat bahwa hal ini mungkin terjadi karena adanya cairan yang berpindah ke bagian depan kepala saat astronaut mengalami antigravitasi di luar angkasa. Sampai sekarang, peneliti masih mencari astronaut yang mungkin terkena efek lebih sedikit, sehingga bisa diteliti dan merencanakan ulang perjalanan ke Mars.

NASA Kehilangan Koleksi Batu dari Bulan

0 comments

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) kehilangan 500 batu dari Bulan yang selama ini menjadi koleksi. Bukan hanya batu, tapi juga meteorit, pecahan komet, dan benda-benda luar angkasa lain yang hilang atau diambil orang sejak tahun 1970. 
Jumlah ini termasuk 218 sampel dari Bulan yang sempat dicuri dan dikembalikan. Serta sekitar dua lusin batu dari Bulan dan pecahannya yang dilaporkan juga hilang tahun lalu, demikian dilansir Agen Inspeksi Umum NASA, Kamis (8/12). 
Kehilangan ini disebabkan beberapa faktor, di antaranya kelalaian dan kurangnya kontrol dalam kepemilikan. Saat ini , NASA sudah meminjamkan 26 ribu sampel dari Bulan yang dibagikan pada pihak peneliti dan beberapa museum. Namun, proses pengembaliannya selalu terkendala kelalaian antar petugasnya.
Sebagai contoh saat NASA meminjamkan sampel dari Bulan pada Observatorium Astronomi Delaware. Para peneliti di Delaware mengklaim sudah mengembalikan contoh tersebut, namun belum kembali ke tangan NASA. Sesudah insiden ini, NASA melakukan audit pada koleksi luar angkasanya.
Di luar kasus tersebut, ternyata diketahui pula 19 persen dari peminjaman pada kaum peneliti juga berakhir dengan hilangnya sampel karena kelalaian si peminjam. Sebab ada peneliti 'nakal' yang menghancurkan sampel atau meminjamkan batu-batu tersebut.
Contoh yang hilang atau dihancurkan termasuk 22 meteorit dan 2 meteor yang didapat dari misi yang dilakukan dengan susah payah. Bahkan ada dua kasus di mana si peneliti masih memiliki sembilan batu Bulan yang didapatnya sejak 35 tahun lalu dan 10 pecahan meteor sejak 14 tahun lalu.
Meski demikian, ini tidak membuat NASA kapok dalam meminjamkan asetnya kepada pihak lain. Hanya saja kali ini mereka akan memiliki rekomendasi yang lebih spesifik agar sampel yang dipinjamkan mudah dilacak." NASA tidak menganggap harta karun nasional ini dalam kondisi resiko tinggi," kata juru bicara NASA,  Michael

Rusia Kemungkinan Mengulang Proyek Phobos-Grunt

0 comments

Rusia akan kembali mengirim satelit peneliti ke salah satu bulan di planet Mars, Phobos, jika tidak diikutsertakan dalam program ExoMars oleh Agensi Luar Angkasa Eropa (ESA). Dalam program itu, ESA berencana mengirimkan pesawat antariksa, ExoMars Trace Gas Orbiter, di tahun 2016. Dua tahun berselang, ESA juga akan mengirim robot penjelajah.
"Kami tengah melakukan negosiasi dengan ESA mengenai partisipasi Rusia dalam proyek ExoMars. Jika tidak ada kesepakatan yang terjadi, kami akan mengulangnya (misi peluncuran Phobos-Grunt)," demikian ujar Vladimir Popovkin, Kepala Agensi Luar Angkasa Rusia, Roscosmos, Senin (6/2).
Sebelumnya, Rusia sempat mengirim satelit Phobos-Grunt untuk meneliti Phobos di tahun 2011. Proyek ini merupakan usaha penjelajahan planet oleh Rusia yang disebut usaha 'paling ambisius'. Satelit ini diluncurkan pada 9 November dari Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan, dan direncanakan mendarat di Phobos pada Februari 2013.
Namun, misi ini gagal dan membuat Phobos-Grunt terkatung-katung di orbit Bumi. Meski ada upaya perbaikan, Phobos-Grunt tetap gagal mencapai tujuan utamanya. Satelit berbobot 13.200 kilogram ini akhirnya jatuh kembali ke Bumi, tepatnya ke Samudra Pasifik, pada 15 Januari 2012 lalu.

Upaya Memecahkan Rekor Terjun Bebas dari Luar Angkasa

0 comments

Felix Baumgartner, penerjun payung asal Austria, akan mencoba memecahkan rekor dunia dengan terjun dari ketinggian 36,5 kilometer. Untuk bisa melakukannya, Baumgartner akan menggunakan kapsul yang diterbangkan dengan balon khusus dan membantunya terjun bebas dari luar angkasa.
Usaha ini sebelumnya sempat ia coba di tahun 2010, namun terbentur masalah hukum. Setelah tertunda dua tahun, Baumgartner akan mencoba menuntaskan ambisinya pada pertengahan tahun 2012.
Jika usaha ini berhasil, maka Baumgartner akan memecahkan empat rekor dunia. Mulai dari rekor ketinggian, jarak yang ditempuh untuk terjun bebas, dan ketinggian untuk penerbangan menggunakan balon.
Serta yang paling sensasional adalah memecahkan rekor kecepatan tertinggi karena membuatnya mengalahkan kecepatan suara tanpa menggunakan pesawat apa pun dan hanya bermodalkan tubuhnya saja."Ini adalah cita-cita terbesar yang bisa saya impikan," kata Baumgartner seperti dikutip dari Physorg, Kamis (16/2).
"Jika kita bisa membuktikan bahwa Anda bisa mengalahkan kecepatan suara dan tetap hidup, maka ini akan jadi (pengetahuan) menguntungkan untuk eksplorasi luar angkasa,"
Kecepatan suara di udara dengan suhu 20 derajat celcius mencapai 1.236 kilometres per jam. Atau sekitar satu kilometer tiap tiga detik. Untuk mengalahkan kecepatan ini, Baumgartner akan menggunakan alat bantu. Di antaranya baju khusus serupa dengan baju astronot, helm dengan suplai oksigen hingga 20 menit, dan peralatan khusus yang digunakan menangkap data sepanjang penerjunan.

Rotasi Venus Kini Makin Lambat

0 comments

Perputaran planet Venus kini makin lambat. Pada dekade 90-an, para ilmuwan menyebut satu hari Venus -waktu yang diperlukan planet Venus untuk menyelesaikan satu putaran- setara dengan 243,018 hari di Bumi. 
Kini, misi eksplorasi Venus milik Badan Antariksa Eropa (ESA), Venus Express menyebutkan bahwa perputaran Venus melambat dan satu hari di Venus kini 6,5 menit lebih lama. 
Sementara itu para ilmuwan belum mengetahui penyebab perlambatan tersebut. Sue Smrekar, peneliti di Jet Propulsion Lan milik NASA di California semula menduga ada kesalahan data. "Tapi setelah melihat kembali datanya, saya yakin hasilnya benar. Itu berarti sesuatu telah melambatkan perputaran planet tersebut dan kami belum tahu apa itu."
Lamanya hari di Bumi bisa berubah dalam hitungan mili detik tergantung dari angin, pasang-surut dan temperatur. Sue menduga alasan yang sama juga terjadi di Venus. Kemungkinan kerena ketebalan atmosfir Venus dan angin kecepatan tinggi yang menekan perputaran planet. 
Planet yang rotasinya berlawanan dengan arah rotasi kebanyakan planet memiliki atmosfir padat yang lebih dari 90 kali tekanan pada permukaan laut di Bumi.
Perubahan yang terjadi di Venus penting diketahui untuk misi-misi di masa datang. Para ilmuwan menggunakan data tersebut untuk merencanakan misi ke planet dan memilih tempat untuk pendaratan. Putaran baru ini menunjukkan bahwa sejumlah hal di Venus berada 20 kilometer lebih jauh dari perhitungan semula.

Ilmuwan Replikasi Suara di Mars dan Venus

0 comments

mars
Para astronot yang pernah menjelajahi luar angkasa biasanya hanya fokus dengan data yang diambil dengan kamera, radar, dan hanya beberapa yang membawa mikropon. Akan tetapi belum ada yang berhasil mendengar suara-suara di dunia lain tersebut.
Tim ilmuwan dari Southampton University mencoba mereplikasi suara-suara alami di planet luar mulai dari suara petir di Venus, hembusan angin di Mars dan gunung es di Titan, bulan terbesar milik Saturnus.
Mereka juga membuat model dari efek-efek atmosfir yang berbeda-beda, tekanan dan suhu pada suara manusia di Mars, Venus dan Titan.
Profesor Tim Leighton dari Institute for Sound and Vibration Research, Southampton University mengungkapkan keyakinannya pada perhitungan yang mereka lakukan.
"Kami menerapkan perhitungan fisika dengan sangat ketat terhadap atmosfir, tekanan dan dinamika cairan. Di Venus nada suara kita terdengar lebih dalam. Itu karena kepadatan atmosfir di planet tersebut menyebabkan pita suara kita bergetar lebih lambat," kata Leighton.
"Akan tetapi kecepatan suara di atmosfir di Venus jauh lebih cepat dibanding di Bumi, sehingga mempengaruhi otak dalam menginterpretasikan ukuran asal suara (kira-kira seperti cara pikir nenek moyang kita yang menebak ukuran binatang dari suaranya, apakah cukup kecil sehingga aman untuk dimakan atau terlalu besar dan berbahaya)."
Menurut Leighton, saat kita mendengar suara di Venus kita akan mengira bahwa asal suara berukuran kecil, tapi dengan suara bas yang dalam. "Di Venus, suara manusia terdengar seperti bas Smurfs," ujarnya.
Profesor Leighton yang dalam sepuluh tahun belakangan sudah berkutat dengan suara-suara luar angkasa dan pernah membuat tiruan suara air terjun metana di luar angkasa, mengungkap bahwa dirinya sangat tertarik dengan suara-suara di luar angkasa.
"Jika astronot tinggal di Mars selama beberapa bulan, lalu mereka memutar instrumen musik, atau bahkan menciptakannya di sana, kira-kira seperti apa ya suaranya?"
"Sebagai ilmuwan, saya memperhitungkan hal paling menarik untuk dikerjakan  adalah sesuatu yang sama sekali baru, sesuatu yang belum pernah dibuat sebelumnya," papar Leighton. 
Suara-suara luar angkasa tersebut akan disertakan di pertunjukan Flight Through The Universe pada perayaan Paskah di Astrium Planetarium di INTECH dekat Winchester, Hampshire, Inggris.

HIP 11952, Planetnya Para Alien

0 comments

planet,tata surya
Para astronom berhasil menemukan sistem planet yang telah lahir sekitar 13 juta tahun yang lalu. Dalam sistem planet tersebut terdapat bintang yang dinamakan HIP 11952 dan  dua planet besar seukuran Jupiter yang diasumsikan merupakan planet para alien. Jaraknya dari bumi sekitar 375 juta tahun cahaya dan arahnya di garis lintas Cetus.
Menurut MSN.com,bila diambil dari rentetan usia teori Bing Bang atau teori penciptaan alam semesta dari ledakan besar, usia dari planet dan bintang tersebut sekitar 12.8 juta tahun dan 900 juta tahun lebih muda dari usia alam semesta. Johny Setiawan, peneliti asal Indonesia dari Max Planck Institute for Astronomy di Heidelberg, Jerman, mengatakan, planet dan bintang tersebut adalah salah satu penemuan bersejarah yang terbaru untuk saat ini.
Setiawan juga menamakan planet alien tersebut dengan nama HIP 11952b dan HIP 11952c. Menurutnya, planet-planet tersebut telah mulai beranjak dewasa ketika tata surya kita baru saja terbentuk. Dalam HIP 11952, hanya terdapat beberapa unsur hidrogen dan helium. Para astronom menyebutnya 'bintang miskin' karena tidak ditemukan apapun selain hidrogen dan helium. Namun, para astronom masih belum bisa menentukan bentuk dari bintang tersebut.
Pada tahun 2010 lalu, para astronom juga pernah menemukan hal sejenis. Mereka telah berhasil mengeksplorasi eksoplanet dari galaksi lain yang diberi kode nama HIP 13044. Eksoplanet ini merupakan bintang yang 'lari' dari hisapan galaksi bima sakti jutaan tahun lalu. Peneliti juga mengemukakan bahwa HIP 13044 dan HIP 11952 memiliki kemiripan dari segi unsur yang terkandung di dalamnya.
Karena banyak yang mengatakan bahwa HIP 11952 adalah planetnya para alien, maka banyak peneliti yang mencoba menggali dan mengeksplorasi lebih dalam mengenai HIP 11952 tersebut. Apabila memang terbukti HIP 11952 adalah ekosistem para alien, maka teori alam semesta bukan hanya diciptakan untuk manusia saja akan terbukti.